RPS PENELITIAN PENDIDIKAN PERTEMUAN 1 - 16





PENELITIAN PENDIDIKAN

 “RPS Penelitian Pendidikan Pertemuan ke- 1 sampai ke-16

Dosen pengampu : Dr. Yuliyati, M.Pd



























Disusun oleh :

Hilda Nur Widyawati             15010044033



PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2017




RPS ke- 1 dan RPS ke- 2

A.    Hakekat Penelitian

Aktivitas ilmiah yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Mengajukan pertanyaan, lalu merancang dan menerapkan metode ilmiah untuk menjawab pertanyaan itu, dan akhirnya memperoleh jawaban dari pertanyaan itu.Metode ilmiah atau metode penelitian adalah prosedur atau langkah – langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu.jadi metode ilmiah adalah metode sistematis untuk menyusun ilmu pengetuan.sedangkan tenik penelitianadalah cara untuk melaksanakan metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk – bentuk penelitia.

B.     Validitas Internal

Validitas internal umumnya merupakan tujuan pertama dalam metode eksperimental. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Apakah treatment/perlakuan eksperimental pada studi ini betul-betul dapat menimbulkan suatu perbedaan yang spesifik? Kualitas validitas internal adalah yakin bahwa variable terikat benar-benar ditentukan oleh variabel bebasnya. Misalnya kita akan meneliti pengaruh pendekatan lingkungan terhadap hasil belajar mahasiswa. Maka kualitas variabel internalnya tinggi apabila hasil belajar tersebut yakin disebabkan oleh pendekatan lingkungan.

Terdapat delapan faktor pengganggu/berpengaruh terhadap validitas internal, yaitu:

a.       Sejarah (history), ada kemungkinan terdapat peristiwa-peristiwa khusus yang terjadi diantara pengukuran yang pertama dan kedua dalam melengkapi variable eksperimental.

b.      Kematangan (maturation), proses-proses di dalam suatu penelitian merupakan fungsi waktu,misalnya (pertambahan usia, rasa lapar, kelelahan, atau kurangnya minat dan perhatian, dll).Oleh karena itu jangan terlalu lama apabila penelitiannya hanya sebentar karena individu senantiasa berkembang.

c.       Testing, efek testing terhadap terhadap test berikutnya, misalnya pretest.

d.      Instrumen, kesalahan dalam pengukuran mungkin disebabkan oleh kesalahan dalam pengkaliberasian instrumen, atau kesalahan di dalam pengamatan atau penimbangan (judge).

e.       Regresi statistik, kemungkinan gejala yang terjadi pada kelompok yang telahdiseleksi terdapat suatu skore yang ekstrim.

f.       Pemilihan sampel (selection), kesalahan pemilihan subjek yang akan dibandingkan dapat menghasilkan sesuatu yang bias.

g.   Kematian sampel (Experimental Mortality), berkurangnya subjek atau sampel

h.  Pemilihan-kematangan interaksi, misalnya efek interaksi di antara variabel-variabel tersebut dapat menyebabkan kesalahan atau gangguan terhadap variabel eksperimen.

Dalam penelitian data memiliki kedudukan sangat penting karena dari data itulah variabel penelitian dapat digambarkan. Kesalahan dalam pengambilan data, maka sudah dapat dipastikan akan terjadi pula kesalahan dalam pengambilan kesimpulan. Oleh karena itu, pengambilan data hendaknya dilakukan oleh orang yang benar-benar memahami permasalahannya dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu untuk menjamin kualitas data yang dikumpulkannya, seorang peneliti harus terlebih dahulu memperoleh keyakinan bahwa instrumennya (alat pengambil data) memiliki validitas (kesahihan) dan reliabilitas (keterandalan/keterpercayaan) yang memadai. Mengenai bagaimana caranya menguji validitas dan reliabilitas akan dijelaskan pada uraian berikutnya. Apabila peneliti tinggal menggunakan instrumen yang telah diakui validitas dan reliabilitsnya, maka peneliti tetap harus menginformasikan taraf validitas dan reliabilitasnya berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya atau berdasarkan konvensi-konvensi tertentu.



C.    Validitas External

Tujuan kedua dari metode eksperimental adalah validitas eksternal yang menanyakan: Seberapa representatifkah penemuan-penemuan penelitian dan seberapa besarkah hasil-hasilnya dapat digeneralisasikan terhadap subjek-subjek atau kondisi-kondisi yang sama? Dari contoh penelitian di atas, apabila perlakuan tersebut diterapkan pada kelas lain yang memiliki subjek dan kondisi yang sama dengan hasil yang sama maka validitas eksternalnya tinggi. Oleh karena itu seorang peneliti haruslah memiliki teknik sampling dan populasi yang baik. Kesalahan dalam menentukan populasi dan sampling akan menyebabkan kesalahan di dalam penarikan kesimpulan.

Terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap eksternal validity, yaitu

a.       Pengaruh interaksi seleksi yang bias dan variabel eksperimen

b.      Pengaruh interaksi pretest . Subjek yang diberi pretes akan memberikan responyang berbeda dengan subjek yang tidak diberi pretes.

c.       Pengaruh reaktif, dari prosedur eksperimental, pengaruh yang muncul dari setting

      eksperimental yang tidak akan terjadi pada setting noneksperimental.

d.      Pengaruh interferensi perlakuan yang berulang-ulang, menggunakan perlakuan yang berulang - ulang terhadap subjek yang sama akan berpengaruh terhadap perlakuan berikutnya karena pengaruh yang terdahulu tidak dapat dihilangkan.

Validitas eksternal merujuk pada data yang dihasilkan oleh suatu instrumen sesuai dengan informasi atau keterangan dari sumber lain yang terkait dengan variable penelitian yang  dimaksud. Karena melibatkan sumber lain yang letak atau keberadaannya di luar instrumen yang digunakan maka validitas yang diukur atau yang dihasilkan adalah validitas eksternal. Sebagai contoh, dalam suatu penelitian pendidikan seorang peneliti ingin mengetahui bagaimana validitas eksternal instrumen yang dibuatnya? Pada penelitian tersebut dia membuat instrumen berupa soal tes sebanyak 40 buah. Kemudian dia mengujicobakan soal tersebut kepada sejumlah siswa yang diperkirakan sesuai dengan subyek penelitian. Hasil ujicoba tersebut selanjutnya dikorelasikan dengan nilai-nilai siswa tersebut yang diambil dari nilai rapor. Nilai koefosien korelasi yang diperoleh menunjukan derajat validitas eksternal instrumen tersebut. Rumus korelasi yang biasa digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson

.



D.    Karakteristik Metode Ilmiah

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table.Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :

a.   Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.

b.   Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

c.    Empirik. Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :

d.   Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).

e.    Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.

f.     Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.

g.   Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.



E.     Mendeskripsikan hubungan antara validasi

Validasi adalah konfirmasi melalui bukti-bukti pemeriksaan dan telah sesuai dengan tujuan pengujian.Validasi harus dilakukan terhadap metode non-standar dan metode yang dikembangkan laboratorium.Rentang ukur dan akurasi dapat diperoleh dari hasil validasi metode yang sesuai dengan kebutuhan customer.Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan pengadaan bukti yang objektif bahwa persyaratan tertentu untuk suatu maksud khusus dipenuhi. Laboratorium harus memvalidasi:

a.       Metode tidak baku

b.      Metode yang didesain/dikembangkan laboratorium

c.       Metode baku yang digunakan diluar lingkup yang dimaksud

d.      Metode baku yang dimodifikasi

e.       Metode baku untuk menegaskan dan mengkonfirmasi bahwa metode itu sesuai Untuk penggunaan yang dimaksudkan.



F.     Mengidentifikasi langkah-langkah proses

Secara umum merupakan penjabaran dari metode ilmiah dalam menerapkan pola pikir induktif dan deduktif

a.       Pemilihan tema, topik dan judul penelitian

b.      Identifikasi kebutuhan obyektif (latar belakang) penelitian

c.       Identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah

d.      Studi Pustaka/Telaah Teori

e.       Perumusan hipotesa

f.       Identifikasi variabel dan data penelitian

g.      Pemilihan alat pengumpul data

h.      Perancangan pengolahan data

i.        Penentuan sampling

j.        Pengumpulan data

k.      Pengolahan dan analisis data

l.        Penarikan kesimpulan

m.    Penyusunan laporan penelitian



G.    Mendeskripsikan etika dalam penelitian

Penelitian sebagai Pencarian Ilmiah yang berpola Pencarian berpola (disiplined inquiry), merupakan suatu prosedur pencarian dan pelaporan dengan menggunakan cara – cara dan sistematika tertentu, disertai penjelasan dan alasan yang kuat, antara lain :

a.       Objektivitas

Penelitian harus memiliki objektivitas baik dalam karakteristik maupun prosedurnya

b.      Ketepatan

Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan (precision), secara teknis instrumen pengumpulan datanya harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan tekhnik analisis datanya tepat.

c.       Verifikasi

Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dapat dikonfirmasikan, direvisi dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.

d.      Empiris

Penelitian ditandai oleh sikap dan pendekatan empiris yang kuat.

e.       Penjelasan Ringkas

Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang ringkas.

f.       Penalaran Logis

Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis

g.      Kesimpulan Kondisional

Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut.





H.    Berikut adalah Etika yang harus ditaati :

a.       `Meminta kepada orang-orang, panitia, atau yang berwenang memberi persetujuan dan ijin.

b.      Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.

c.       Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.

d.      Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saransaran diperhatikan, dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan kritik.

e.       Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan pembelajaran.

f.       Minta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat menyurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila diijinkan.

g.      Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akura dan adil.

h.      Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat dan adil.

i.        Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.




RPS ke-3 dan RPS ke- 4

A.    Mengidentifikasi Karakteristik Masalah

Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya.Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.

a.       Kriteria Masalah Penelitian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.

a)   Memiliki nilai penelitian

Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif.

b)   Memiliki fisibilitas

c)   Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.

b.   Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

a)   Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut.

b)   Batas-batas masalah yang jelas.

c)   Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya.

d)  Adanya biaya yang diperlukan.

e)   Tidak bertentangan dengan hukum.

f)    Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.

b.      Rumusan Masalah Penelitian yang Baik

Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:

a)   Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.

b)   Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.

c)   Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.

d)  Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.

e)   Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

f)    Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.

c.       Sumber Masalah Penelitian

Sumber masalah penelitian, antara lain:

a)   Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.

b)   Pengamatan sepintas.

c)   Pernyataan pemegang otoritas.

d)  Perasaan intuisi.

e)   Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

B.     Menjelaskan Hubungan Dua Variabel

Pada intinya penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel, sedangkan data-data yang diperoleh dari lapangan merupakan unsur-unsur yang akan mencantumkan apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak.

Dalam hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui, yaitu:

a.       hubungan simetris

b.      hubungan timbal balik, (reciprocal), dan

c.       hubungan asimetris

Secara lebih jelasnya beberapa jenis hubungan tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah ini:

a.          Hubungan simetris

Hubungan simetris terjadi apabila :

a)   Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya jumlah oplah surat kabar, merupakan dua variabel yang tidak saling mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang sama, yaitu meningkatnya kebutuhan informasi ditengah masyarakat.

b)   Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara petani dengan cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter dengan pasien, dan sebagainya.

c)   Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata, misalnya secara kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca. Hubungan antara variabel murid berkacamata dengan gemar membaca adalah hubungan simetris.

b.         Hubungan Timbal Balik

Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang saling timbal bali, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat ditentukan varibel mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi akibat. misalnya dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan dalam waktu lain variabel y dapat mempengaruhi x.

Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca, motivasi belajar dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula sebaliknya, minat membaca dapat mempengaruhi motivasi belajar.Contoh lain, penenaman modal (investment) mendatangkan keuntungan, dan sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan timbulnya penanaman modal. Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel terpengaruh pada berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain, demikian pula sebaliknya.

c.          Hubungan Asimetris

Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel, yakni suatu variabel mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya tidak timbal balik.

Pada dasarnya inti pokok analisis-analisis sosial terletak pada hubungan asimetris ini.Misalnya, hubungan antara keamanan suatu negara dengan penanaman modal asing. Keamanan suatu negara akan mempengaruhi tingkat penanaman modal (investasi) asing dinegara tersebut. Tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di masyarakat; tingkat pendidikan mempengaruhi pola hidup sehat; tingkat pendapatan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, dan sebagainya.

C.    Metodologi Penelitian

a)   Perumusan masalah

Untuk merumuskan masalah dapat diajukan pertanyaan seperti, apakah cara pendekatan historis itu merupakan pendekatan yang palilng tepat bagi masalah penelitian yang akan digarap? Apakah data yang diperlukan memungkinkan untuk diperoleh ? Apakah hasil temuan nanti dapat bermanfaat bagi kehidupan ?

b)   Perumusan tujuan penelitian

Tujuan dirumuskan dengan indikator yang dapat diukur, kalau memungkinkan dapat dirumuskan juga hipotesis penelitiannya, agar arah dan fokus penelitian lebih jelas.

c)   Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari sumber primer (pelaku sejarah) dan sumber sekunder (hasil penelitian orang lain).

d)  Pengevaluasian data         

Evaluasi data diperlukan sebagai kritik eksternal (menguji keakuratan dan relevansi data), juga sebagai kritik internal (menguji keotentikan data).

e)   Penyusunan laporan

Isi laporan dapat berupa : latar belakang, rumusan masalah, perumusan tujuan dan hipotesis, kajian sumber data, cara pengujian hipotesis, langkah-langkah pengumpulan data, uraian data, pengolahan data, temuan-temuan, kesimpulan, dan saran.

D.    Mengidentifikasi Dan Merumuskan Masalah

Masalah adalah kendala yang harus diselesaikan untuk mencapai suatu tujuan. Disebut masalah jika suatu yang  diharapkan berbeda dengan kenyataan.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian, merupakan titik tolak dari perumusan hipotesis, dan dari rumusan masalah ini dapat menghasilkan topik penelitian atau judul penelitian. Oleh karena itu, maka setelah mengidentifikasi dan memilih masalah, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah.Muhammad Ali mengemukakan bahwa langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka merumuskan masalah adalah; 1) mengenali keberadaan masalah, 2) menganalisis variabel, 3) mendefinisikan variabel dan 4) membuat rumusan masalah.

Juga perlu dihindari rumusan masalah yang terlalu umum, terlalu sempit, terlalu bersifat lokal maupun terlalu argumentatif.Mengenai rumusan masalah, pada umumnya dilakukan dalam bentuk pertanyaan yang dapat dibedakan menjadi rumusan secara deskriptif, komparatif dan asosiatif.

Setelah pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi pendahuluan serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian dilakukan perumusan masalah penelitian.Hasil perumusan masalah itu dapat dijadikan topik atau judul penelitian. Perumusan masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Rumusan masalah berwujud kalimat tanya atau yang bersifat kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam kehidupan manusia.

Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.Rumusan masalah penelitian bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan dan perkembangan teori, dalam arti pemecahannya secara jelas, diharapkan akan dapat memberikan sumbangan teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori-teori baru maupun sebagai pengembangan teori-teori yang sudah ada.

Perumusan masalah yang baik, juga hendaknya dirumuskan di dalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang aktual, sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan pula, dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi kehidupan manusia.

Rumusan masalah harus mengandung unsur data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.

Cara untuk memformulasikan masalah.

a.    Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental.

b.   Dari observasi langsung dilapangan, seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli sosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada, sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa  dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori.



E.     Merumuskan Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian bertujuan untuk mencari, menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.Penelitian juga sering dilaksanakan untuk mencari pemecahan terhadap permasalahan yang berkembang. Secara lebih rinci tujuan penelitian dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :

a.          Tujuan ilmiah,

yakni suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu tetapi hasilnya tidak dapat dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan nyata. Kegiatan penelitian seperti ini dikenal dengan istilah basic research atau pure research.

b.         Tujuan praktis,

yaitu suatu penelitian yang hasilnya dapat dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan nyata. Penelitian seperti ini dikenal dengan istilah applied research, seperti penelitian yang bertujuan untuk menetapkan jalur-jalur distribusi dan sekaligus menetapkan harga dari suatu barang tertentu. Termasuk dalam penelitian ini adalah:

Tujuan eksploratif, yakni suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan untuk menemukan dan mendapatkan pengetahuan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Tujuan verivikatif, yakni suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran yang dihasilkan oleh kegiatan penelitian yang dilaksanakan sebelumnya.

Tujuan pengembangan (development), yakni suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali lebih dalam suatu konsep atau suatu teori yang sedang berkembang.

Berdasarkan atas beberapa tujuan tersebutlah kegiatan penelitian selalu dilaksanakan secara terus menerus dan berkelanjutan.Sedangkan tujuan utama dari kegiatan penelitian adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.




RPS ke- 5 dan RPS ke-  6

TOPIK :Landasan Teori, Kerangka Berfikir, Dan Pengajuan Hipotesis

A.    Pengertian Teori

Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian adalah mencari teori-teori hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian ( Sumadi Suryabrata, 1990). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Adanya teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk medapatkan data.

Setiap penelitian selalu menggunakan teori.Seperti sinyatakan oleh Neumen (2003).Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramlkan fenomena.

B.     Tinjauan Pustaka

Dalam setiap makalah dan proposal penelitian tentu harus di buat secara urut dan sistematis, dimana bagian-bagian dalam setiap penyusunan harus terdapat beberapa bagian. Salah satu bagian terpenting dalam menyusun usulan makalah tersebut yaitu harus terdapat bab tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka sendiri merupakan bagian dalam penyusunan sebuah laporan penelitian maupun proposal karena dalam bab ini akan diungkap pemikiran serta teori-teori yang akan dijadikan landasan dalam melakukan sebuah eksperimen.

Tujuan tinjauan pustaka

a.       Menemukan penjelasan yang dapat membantu menafsirkan data penelitian

b.      Menghindari pendekatan yang steril

c.       Mengetahui apa yang pernah di lakukan dalam penelitian yang sebelumnya

d.      Membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian

e.       Kerangka Berfikir

Uma sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptuan tentang bagaimana teori berhbungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secra teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. 



C.    Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir.Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat petanyaan.Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

D.    Pengertian Variabel

Kerlinger ( 1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari  suatu nilai yang berbeda. Dengan demikian variabel merupakan suatu yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian-pengetian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam –macamvariabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

a.          Variabel Independen : variabel ini sering disebut variabel stimulus. dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen( terikat ).

b.         Variabel Dependen : sering disebut variabel output. Dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

c.          Variabel Moderator : variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabelini disebut juga variabel independen dua.

d.         Variabel Intervening : variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang menjadi tidak langsung dan tidak dapat diamatidan diukur.

e.          Variabel Kontrol : variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.

E.     Populasi

Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri dari atas: objek?subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitia untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

F.     Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.






RPS ke- 7 dan RPS ke- 8

A.    Kajian Terhadap Variable Penelitian Dalam Metodologi Penelitian

Istilah variabel dapat diartikan bermacam – macam. Dalam tulisan ini variable diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabeL penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981). Dinamakan variabel karena ada variasinya.

Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti  dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan diteliti.

Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan sebaliknya.











B.     Klasifikasi Variabel

Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan.

a.       Klasifikasi Berdasarkan Data Biasa

Berkaitan dengan proses kuantifikasi data biasa digolongkan menjadi 4 jenis yaitu (a). Data Nominal, (b).Data Ordinal, (c).Data Interval dan, (d).Data ratio.  Demikianlah pula variabel, kalau dilihat dari segi ini biasa dibedakan dengan cara yang sama

a)      Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan; variabel ini bersifat diskret dan saling pilah (mutually exclusive) antara kategori yang satu dan kategori yang lain; contoh: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan

b)      Variabel Ordinal, yaitu variabel yang disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu di bawahnya di beri angka 3 dan seterusnya. (ranking)

c)      Variabel Interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasaumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang  sama. Contoh: variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap sesuatu program dinyatakan dalam skor, penghasilan dan sebagainya.

d)     Variabel ratio,  adalah variabel yang dalam kuantifikasinya mempunyai nol mutlak. (Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 26-27)

b.      Menurut Fungsinya Variabel Dapat Dibedakan :

a)   Variabel Tergantung (Dependent Variabel)

Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas.Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, Kriteria, Konsekuen. Atau dalam bahasa Indonesia sering disebut Variabel terikat. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) variabel dependen disebut variabel Indogen.

b)    Variabel Bebas ( Independent Variabel)

Adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi  dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Karena fungsi ini sering disebut variabel pengaruh, sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain, jadi secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel ini juga sering disebut sebgai variabel  Stimulus, Prediktor, antecendent. Dalam SEM(Structural Equation Modeling) variabel independen disebut variabel eksogen.

c)   Variabel Intervening

Variabel intervenig adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan Variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Variabel Intervening juga merupakan variabel yang berfungsi menghubungkan variabel satu dengan variabel yang lain. Hubungan itu dapat menyangkut sebab akibat atau hubungan pengaruh dan terpengaruh.

d)  Variabel Moderator

Dalam mengidentifikasi variabel moderator dimaksud adalah variabel yang karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel tergantung serta meperjelas hubungan bebas dengan variabel tergantung.

e)   Variabel kendali

Yaitu yang membatasi (sebagai kendali) atau mewarnai variabel mederator. Variabel ini berfungsi sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama berkaitan dengan variabel  moderator jadi juga  seperti variabel moderator dan bebas ia juga ikut berpengaruh terhadap variabel tergantung

f)    Variabel Rambang

Berlainan dengan variabel bebas, yaitu fungsinya sangat diperhatikan dalam penelitian.Variabel rambang yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya hampir tidak diperhatikan terhadap variabel bebas maupun tergantung. (Drs.Colid Narbuko,Drs.H Abu Achmadi.2004.Metode Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara Hal.119-120)

C.    Merumuskan Definisi Operasional Variabel-Variabel

Setelah variabel – variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan.

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

D.    Metode Penelitian

a.       Penegertian Metode Penelitian

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

b.      Karakteristik Metode Penelitian

a)   Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.

b)   Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.

c)   Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.

d)  Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

c.       Langkah – Langkah Metode Ilmiah

a)   Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.

b)   Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.

c)   Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.

d)  Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai

e)   Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.

f)    Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengujian secara kualitatif.

g)   Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.



E.     Variabel Penelitian

Pada intinya penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel, sedangkan data-data yang diperoleh dari lapangan merupakan unsur-unsur yang akan mencantumkan apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak.

Dalam hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui,yaitu:

a.       Hubungan simetris

Hubungan simetris terjadi apabila :

a)      Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya jumlah oplah surat kabar, merupakan dua variabel yang tidak saling mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang sama, yaitu meningkatnya kebutuhan informasi ditengah masyarakat.

b)      Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara petani dengan cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter dengan pasien, dan sebagainya.

c)      Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata, misalnya secara kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca. Hubungan antara variabel murid berkacamata dengan gemar membaca adalah hubungan simetris.

b.      Hubungan timbal balik, (reciprocal),

Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang saling timbal bali, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat ditentukan varibel mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi akibat. misalnya dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan dalam waktu lain variabel y dapat mempengaruhi x.

Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca, motivasi belajar dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula sebaliknya, minat membaca dapat mempengaruhi motivasi belajar.Contoh lain, penenaman modal (investment) mendatangkan keuntungan, dan sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan timbulnya penanaman modal. Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel terpengaruh pada berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain, demikian pula sebaliknya.

c.       Hubungan asimetris

Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel, yakni suatu variabel mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya tidak timbal balik.Pada dasarnya inti pokok analisis-analisis sosial terletak pada hubungan asimetris ini.Misalnya, hubungan antara keamanan suatu negara dengan penanaman modal asing. Keamanan suatu negara akan mempengaruhi tingkat penanaman modal (investasi) asing dinegara tersebut. Tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di masyarakat; tingkat pendidikan mempengaruhi pola hidup sehat; tingkat pendapatan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, dan sebagainya.



F.     Identifikasi Masalah

Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Dalam suatu studi yang menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali ditampilkan definisi operasional variabel, dan dalam penelitian kualitatif variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi konseptual.

Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah:

a)      Bacaan. Sumber bacaan bisa dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentu saja mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan tema penelitian bersangkutan. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang telah teridentifikasi karena ada berbagai keterbatasan peneliti atau ruang lingkup penelitian itu. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.

b)     Pertemuan Ilmiah. Masalah penelitian dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, konferensi nasional dan internasional diskusi. Lokakarya, simposium dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah seperti itu akan muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.

c)      Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas). Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure publik yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat mencakup aspek formal dan non formal.

d)     Observasi (pengamatan). Pengamatan yang dilakukan seseorang peneliti tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, terstruktur atau tidak terstruktur, itu dapat melahirkan suatu masalah. Contoh: Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku peserta didiknya dalam proses belajar mengajar.

e)      Wawancara dan Angket. Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.

f)      Pengalaman. Pengalaman dapat dikatakan sebagai guru yang paling baik. Tetapi tidak semua pengalaman yang dimiliki seseorang (peneliti) itu selalu positif, tetapi kadang-kadang sebaliknya. Pengalaman seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang (kelompok) lain, dapat dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.

g)     Intuisi. Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang tidak terencanakan.

Ketujuh faktor di atas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu pokok permasalahan penelitian, dan itu dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah.Jadi, untuk mengindentifikasi masalah dapat dilakukan melalui sumber-sumber bacaan yang memungkinkan lahir masalah-masalah penelitian seperti di atas.Sumber-sumber keilmuan yang membawa masalah-masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja.

Setelah masalah-masalah penelitian dapat diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan peneliti masalah-masalah yang akan diangkat dalam suatu rancangan penelitian. Untuk memilih dan menentukan masalah yang layak untuk diteliti, perlu mempertimbangkan kriteria problematika yang tertata baik.

G.    Rumusan Masalah

Suatu rumusan masalah itu ditandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji/dicari tahu oleh si peneliti.

Masalah yang dipilih haruslah menampilkan “researchable”, dalam artian bahwa suatu masalah itu dapat diselidiki secara ilmiah.Masalah tersebut perlu dirumuskan secara jelas agar dengan demikian perumusan masalahnya jelas. Peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel atau faktor-faktor apa saja yang akan diukur, dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang jelas akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990:23) bahwa salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik, yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan. Dengan pertanyaan yang jelas akan mudah mengidentifikasi variabel-variabel atau faktor-faktor apa yang ada dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan berikutnya memudahkan dalam mendefenisikan konsep atau variabel dalam pertanyaan penelitian. Dalam memberikan defenisi konseptual atau variable tersebut dapat dengan cara-cara: (1) constitutive definition, yakni dengan pendekatan kamus (dictionary approach); (2), contoh atau by example; dan (3) operational definition, yakni mendefenisikan istilah, konsep atau variabel penelitian secara spesifik, terinci dan operasional.

Berdasarkan pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah penelitian, antara lain adalah sebagai berikut:

a)      Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna. Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna.

b)     Rumusan masalah hendaknya ditungkan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah akan lebih tepat disajikan apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, bukan pernyataan.

c)      Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit. Artinya, dengan rumusan masalah yang jelas dan kongkrit itu akan memungkinkan peneliti secara eksplisit terarah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya, dan apa tujuan yang diharapkan.

d)     Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional. Sifat operasional dari rumusan masalah akan memungkinkan peneliti memahami variabel-variabel atau konsep-konsep dan sub-subnya yang ada dalam penelitian dan bagaimana peneliti dapat mengukurnya.

e)      Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian tersebut.

f)      Perumusan masalah haruslah dibatasi ruang-lingkupnya sehingga itu memungkinkan penarikan simpulan yang jelas dan tegas. Kalau itu disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaran-penjabaran yang spesifik dan operasional

H.    TujuanPerumusanMasalah

a)      Mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan akademis seseorang

b)      Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yg baru

c)      Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya

d)     Memenuhi keinginan sosial

e)      Meyediakan sesuatu yang bermanfaat

Komentar

Postingan Populer